Tuesday 28 April 2015

(Langsung) Sekolah Lagi?

"gue bingung ini thesis.."
deg.

kalimat yang meluncur dari percakapan dengan seorang teman sekelas mendadak memutar kran ingatan gue. Pusingnya skripsi yang miris ini tiba-tiba bertumbukan sama kenyataan kalau ada yang harus gue mulai juga. Sisa dua semester lagi untuk menyelesaikan masa studi normal program magister. Dan gue sudah harus memikirkan akan dibawa kemana thesis gue nantinya.

Ahhh.. Banyak orang yang mendukung untuk langsung melanjutkan kembali studi. Dengan pertimbangan "semangat yang masih menyala" dan yang paling klise "mumpung belum kenal uang". Dan dalam konteks yang lebih spesifik, sebagai seorang perempuan; bahwa anak-anak cerdas lahir dari ibu yang cerdas, dan ibu yang cerdas sudah mempersiapkan bekal pendidikan anak-anaknya jauh sebelum ia lahir. Orang tua gue sendiri lebih condong pada alasan yang kurang lebih merangkum beberapa poin "nanggung, dan mumpung". Mumpung ada kesempatan, mumpung dana ada, mumpung masih muda, dan mumpung mumpung yang lain.

Saturday 25 April 2015

Pengalaman Mendaftar JLPT: Mengisi Formulir

Tanggal 10 April yang lalu adalah batas akhir pendaftaran JLPT untuk tes tanggal 5 July 2015. Dan ini adalah pertama kali gue (akan) mengikuti tes ini. Huah serem! Mmmm, JLPT?

APASIH JLPT itu?
JLPT adalah kepanjangan dari Japanese Language Proficiency Test, atau dalam bahasa asalnya Nihongo Nouryoku Shiken atau singkatnya adalah TOEFLnya versi Jepang. Nah yang membedakan adalah kalau ketika ikut TOEFL kita akan dapat sertifikat "gimanapun" hasil test kita yaitu berupa angka, untuk JLPT ini kita diharuskan untuk memilih "level mana" yang mau kita ambil, dan hasil yang didapat adalah "PASS" atau "FAIL". Levelnya adalah N1 (paling sulit) hingga N5 (paling mudah)

DIMANA KALAU MAU IKUT?
Ujian ini tidak bisa "sembarangan" diikuti, karena untuk penyelenggaraan diluar Jepang, di handle oleh The Japan Foundation yang terdapat diberbagai kota di dunia. Singkat kata, kita bisa ikut kalo ada yang nyelenggarain. Nah, kebetulan, bulan July ini, Unviversitas Dharma Persada nyelenggarain jadi gue bisa ikutan deh

GIMANA CARA DAFTARNYA?
Tanggal 10 kemarin, gue langsung datang ke Universitas Dharma Persada di Raden Inten (sekitaran Buaran) dengan membawa formulir pendaftaran yang sudah dibawakan sebelumnya oleh temen gue (kolektif). Tapi kalo mau beli disini langsung juga bisa, harganya 15 ribu rupiah. Formulir yang udah diisi lengkap kemudian dikumpulkan dan kita diharuskan untuk membayar biaya pendaftaran (70 ribu hingga 100ribu tergantung level). Karena gue ikut yang N5, gue cukup bayar 70ribu. Oiya, gue juga ngebeliin buat temen gue sekalian ngisiin, jadi untuk seluruh rangkaian pendaftaran bisa diwakilkan. Setelah bayar, kita disuruh tunggu kartu ujian datang ke alamat kita. Kece!

SUSAH NGGAK NGISI FORMULIRNYA?
Formulir pendaftarannya sendiri adalah formulir 3 rangkap yang harus diisi sesuai buku petunjuk yang udah sepaket sama formulir yang kita beli. Tenang aja, kualitas kertas rangkap (karbon)nya bagus, nggak kaya di kita yang suka nyiplak nyiplak kotor. Petunjuknya buanyaaaak dan sebenernya sistematis, tapi berhubung di Indonesia gue rasa nggak pernah "se sistematis" itu jadinya malahan bingung pas mau ngisi. Petunjuknya pun dalam bahasa Jepang pang pang, tapi juga ada petunjuk bahasa Inggrisnya. Saran gue, baca dan bolak balik dulu seluruh petunjuknya barulah mulai ngisi. Dan PERHATIKAN ANGKA INDEKS PENGISIAN dan cocokkan dengan petunjuk

Ada section yang menanyakan, apakah kita sudah pernah belajar bahasa jepang, sehari-hari hubungan bahasa jepangnya gimana, apa pekerjaan kita, kenapa ikut JLPT dan sebagainya. Nah cara jawabnya adalah mengisi angka yang sesuai dengan yang ada dibuku petunjuk, misal untuk jawaban "mengikuti JLPT untuk keperluan studi ke Jepang" ditulis dengan angka 6. Pengalaman gue waktu ngisi formulir, gue masih ketuker di bagian occupation dan occupation details, alhasil gue panik (takut 15ribu gue melayang hahaha)

Rupanya, setelah gue tanya ke mbak-mbak di Unsada, bagian yang salah cukup DITIP-EX saja saudara saudara dan diisi ulang! Hahaha uang gue nggak jadi melayang :p
Oiya untuk pengisiannya hurufnya pun harus jelas dan sesuai standar, jangan lupa mengisi alamat domisili kita karena nanti kartu ujian akan langsung dikirim ke alamat tersebut. Dan jangan lupa juga untuk menyertakan  dua lembar foto 3x4 yang ditempel di formulir. Selain itu, kita harus inget sama "password" yang kita "buat sendiri" di formulir pendaftaran. Password ini berguna untuk melihat hasil ujian nanti.

Akhir kata, begitulah pengalaman gue dalam mendaftar JLPT, untuk tahap selanjutnya InsyaAllah akan gue update lagi disini! :)


Friday 24 April 2015

Mengalahkan Rasa Takut

Rasa takut? Setiap orang pasti memiliki rasa takut yang sadar tidak sadar ada dalam dirinya. Baik itu takut karena sudah pernah mencoba dan ternyata membuat trauma, ataupun takut yang nggak pernah nyoba tapi kata orang sih nakutin, jadi ya takut aja gitu.
Begitupula gue, walaupun kebanyakan orang melihat gue sebagai orang yang berani, cenderung nekat dan easygoing dalam artian mudah ngapa-ngapain, sebenarnya ada banyak hal yang gue takuti.

Salah satunya, gue takut naik gunung.

Sepele?

Gue juga nggak ngerti darimana asalnya rasa takut itu berasal. Yang jelas, I simply cant imagine myself in a forest, following the pathway to reach the peak of a mountain. Besar, luas, dan nggak tau bakalan ada apa aja di dalamnya. Takut kedinginan, takut nyasar, takut nggak nyampe, takut ketinggalan rombongan, bahkan takut sama yang enggak enggak.

Hingga akhirnya gue lupa akan segala reason reason  gue itu. Di suatu malam, gue memutuskan untuk naik gunung (yang sebenernya "rendah" mungkin level sebenarnya adalah bukit) dengan atau tanpa teman (Luckily, Lina was going with me).
Gunung bongkok, di desa Cikadang, Purwakarta.

Gue memulai langkah gue dengan berjuta pikiran yang berkecamuk, tapi yang jelas kaki gue tetap mantap melangkah. Gue merasa seperti, inilah saatnya. Beating my own self is a must, no compromise anymore. Then I kept pushing my limits, dan entah sial atau beruntung, "gunung" yang gue sambangi rupanya punya trek yang bagi pendaki lain yang sudah biasa pun tergolong "waw". Dengan nafas yang udah maksa banget, apalagi sendi lutut yang nggak pernah diajak olahraga akhirnya berhasil membawa gue ke puncak, even I consider the peak as a bonus. Ya, gue berhasil mengalahkan diri gue sendiri. Gue menang.

Bahkan beberapa hari setelahnya gue berani memulai "perjalanan" perdana gue, sendirian, hingga ke puncak gunung api purba nglanggeran. Dan gue semakin sadar, semakin "bisa" dan semakin hilang rasa takut gue, disitulah kewaspadaan meningkat dan kesombongan itu menurun.

Jadi, bagaimana rasanya mengalahkan rasa takut?
Sulit? Ya
Worth to try? Definitely yes.
  



A Gift For Her

Tahun ini, gue tidak membawakan kue dan lilin untuk adik si mas seperti tahun lalu karena lagi giliran si mas yang dapet kunjungan hehehe (mudah-mudahan ga cemburu :p). Lagian, mama ada ada aja, kok bisa-bisanya punya anak dua lahirnya barengan, sama sama 11 April :D

So, setelah ngaret berhari-hari karena mengurus ini itu, akhirnya pilihan kado ulangtahun jatuh kepadaaaaaa.....


Kirain ga se pink ini juga :))

Hehehe pink banget! Beberapa saat belakangan ini memang gue memerhatikan bahwa sepatu sandal kesayangan si adik memang udah agak jebol, jadi pengennya nyariin sepatu aja yang modelnya simple dan dari beberapa pilihan si mas milih yang pink hahahaha. Sempet deg-degan juga karena belinya online, takut ga muat atau ga sesuai ekspektasi. Alhamdulillah pengiriman dari zaloranya cepet jadi bisa langsung kasih :D

Si mas ngirimin ini ke WA hihihi

Senengnya dibilang 'makasih love you ka fitri :* :*' hahaha pasti si mas iri hahaha. Ditelpon juga mama cerita, dia memang udah pengen beli sepatu eh pas pulang udah make sepatu baru terus cerita itu dari ka fitri. Hahahah puas banget "ngerjain" biar jadi cewek :p (kata-katanya si mas)

Mungkin memang hanya benda kecil. Tapi inilah wujud rasa terimakasih gue, atas perhatian yang si adik berikan pada waktu yang lalu. Untuk waktu yang dia sediakan untuk mencarikan gue kado untuk ulangtahun gue, sekedar ke mall dan minta temenin temennya, waktu untuk membungkus kado bahkan sempet-sempetnya ngasih hiasan didepannya, kerelaannya menyisihkan uang jajannya untuk gue :) Makasih, sekali lagi selamat ulangtahun Dian sayang :)

Tuesday 14 April 2015

Jadi anak mama itu..




Harus sadar siapa yang menciptakan kita, yang ngasih semua rezeki untuk kita. Mama itu, nggak pernah absen ngaji, selalu shalat dhuha dan tahajudnya nggak pernah bolong. Nggak pernah lupa pake hijabnya walaupun di dalam rumah.

Harus mau belajar masak. Setiap masakan mama itu, rasanya pasti enak. Bikin kue juga jago. Harus juga bisa masak menu ikan, karena mama dan keluarga besar doyan banget makan ikan.

Harus rajin. Rumah mama selalu rapi dan bersih. Nggak pernah berantakan.

Harus sabar dan pengertian. Mama nggak pernah marah sama anak-anaknya. Nggak pernah ngomong kasar atau curigaan sama anak-anaknya. Lembut dan mengayomi.

Harus mandiri. Di usianya yang nggak lagi muda, mama nggak bergantung sama orang lain, nggak pernah nyusahin orang lain.

Harus punya pengetahuan luas. Dari mulai politikus, tokoh agama sampe karier artis, mama pasti tau. Jadi harus banyak usaha supaya bisa nyambung ngobrol sama mama.

Dan yang nggak kalah penting...

Harus sayang sama anaknya, apa adanya. Seperti mama yang selalu sayang sama anak-anaknya dengan sepenuh hati.

Masih harus belajar banyak. Sama-sama, pasti bisa :”)

Wednesday 1 April 2015

Gara Gara Sakit

Sedari kecil, gue selalu didaulat (oleh nyokap) sebagai anak yang jarang sekali bahkan hampir tidak pernah sakit. Bertolak belakang sama adek gue yang cowo, dikit dikit sakit, dikit dikit bolos. Konon katanya, kebalnya tubuh gue karena waktu piyik gue adalah ATM sejati alias Anak Tete Mamak hahahaha. Bahkan kata nyokap, setelah disapih pun gue dulu gak doyan susu formula, jadi emak gue merasa amat diuntungkan. Fix banget bakalan gue contoh pas udah jadi emak emak nanti (demi irit, irit beli susu plus irit bawa anak ke dokter) hahaha

Sayangnya, ketika gue sakit gue jadi merasa amat menderita. Padahal sakitnya cuma menye-menye yaitu: flu!
Seminggu terakhir penyakit sejuta umat ini mampir dengan suksesnya ke gue. Mampirnya gak pake assalammualaikum pula! Senin malam ke selasa pagi, gue merasa hidung gue agak nggak enak sebelah plus badan yg agak ngefly dikit tapi gue masih tralala trilili dengan ceria. Selasa sore pilek langsung melanda dengan buasnya plus bersin keras berkali kali dan sering (sampe ke kampus pake masker di kelas), dan selasa malam badan langsung panas dan sukses tepar hingga keesokan harinya pun masih anget!

Ketidak-fit-an itupun berlanjut dengan indahnya. Hidung yang udah kaya keran bocor, stoknya gak abis abis. Tisu berhamburan dimana-mana. Bener-bener nggak abis abis stok cairan yg terjadi karena bakteri (apa virus?:)))) itu! Hari-hari berlalu, badan emang udah ga pernah panas lagi, tapi jadi gak kuat beraktifitas terlalu lama. Jalan, ngerjain tugas, kuliah, bahkan makan! Gue merasa gagal abis, makan aja cape cobaaa. Dada deg degan, kepala pusing, kaki kaya mau runtuh, dan badan ngefly, bikin mikir dua kali kalo mau aktifitas lebih. Sampe tadi gue ngajar di shift ke dua pun badan gue masih terasa agak error karena sebelumnya beraktifitas.

Pekerjaan dan rencana pun semuanya terbengkalai. Untungnya rencana ke rumah mama masih terlaksana (curiga ketularan masnya karena doi sakit pas gue ke sana), rencana interview SIB school of language di hari selasa batal (padahal karena gue jiper sih ahahah), tawaran ngajar mendadak di hari selasa juga gue tolak. Jadwal ngajar hari rabu juga terpaksa batal karena gue gak mau maksain. Tes psikologi TRAC Astra hari jumat juga batal (kata nyokap gausah aja dulu, tapi bener juga sih gak kebayang kalo harus bawa motor pagi buta macetan sampe rawamangun). Rencana nganter masnya ke pool bis hari minggu juga batal (padahal kangen). Untungnya masih bisa ikut Tes kanji hari Kamis, UTS Komtek hari senin dengan bunyibunyian sroot srooot sepanjang ujian plus supichi hari senin juga.

Huaaaaah rasanya ga enak banget! Berhubung gue jarang keluar seminggu ini, gue baru sadar bahwa orang-orang di bimbel juga pada sakit yang sama, bahkan mas mas warteg langganan gue juga sakit model gini. Hahahaahaha. Intinya, jagalah kesehatanmu sebelum sakit melanda, tapi kalo modelnya pasaran begini, mending banyak-banyak berdoa biar ga keikutan kena!

Kalo ditanya, kok gak ke dokter, klinik kampus atau minum obat warung? Simpel, gue gak berani lagi minum obat warung karena ga jelas; gak punya budget buat ke dokter; tapi terlalu bete kalo inget kesuperjutekan ibu ibu yang jaga loket klinik kampus!

Pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (K2N) UI 2015: Kab. Siak

[Reminder]
H-2 PENUTUPAN PENDAFTARAN
KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS INDONESIA (K2NUI) 2015

Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia memanggil putra-putri terbaik UI untuk turut berperan mengaplikasikan ilmunya dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia (K2N UI) tahun 2015 dengan tema "Bersama Masyarakat Memberi Manfaat".

K2N UI 2015 akan diselenggarakan di Kota Depok, Kabupaten Bogor,  dan Kabupaten Siak.
Pendaftaran mulai tanggal 09 Maret s.d 02 April 2015.

Pelaksanaan Juli-Agustus 2015, Bobot 3 SKS

Persyaratan Peserta:
1. Mahasiswa Aktif UI Program Vokasi dan S1
2. Telah memperoleh minimal 50 SKS
3. IPK minimal 3,0
4. Berbadan sehat
5. Tidak mengambil mata kuliah lain di semester pendek 2014/2015 selain K2N UI
6. Bebas narkoba dan tidak merokok
7. Mendapatkan izin Orangtua

Segera daftarkan dirimu. Silahkan unduh berkas pendaftaran di http://bit.ly/k2nui2015

Kumpulkan berkas persyaratan ke Sub Direktorat Olahraga dan Kepedulian pada Masyarakat, Senin-Jumat pada jam kerja.

Informasi lebih lanjut
Telp/SMS/WA : Risma 0813-8924-9524
twitter : @k2nui
email : k2nui15@gmail.com
alamat : Sub Direktorat Olahraga dan Kepedulian pada Masyarakat, Gedung PPMT Lantai 1